Dispobpar Gelar Peringatan Hari Batik dan Hari Museum Nasional

PROBOLINGGO  - Sebagai wujud kepedulian terhadap asset yang menjadi ikon negara, maka Pemerintah kota melalui Dinas Pemuda, Olah raga, Budaya dan Pariwisata (Dispobpar) setempat, menggelar kegiatan memperingati hari Batik Nasional serta Hari Museum Nasional, Senin (17/10).

Acara yang berlansung di depan Museum kota Probolinggo dihadiri  Walikota Probolinggo, Hj Rukmini SH, M.Si, Sekda, sejumlah Kepala SKPD dilingkup Pemkot Probolinggo serta seluruh Kecamatan dan undangan lain diantaranya budayawan serta Kepala sekolah se kota Probolinggo. Agenda memperingati Hari Batik dan Museum Nasional ini disambut dengan pagelaran tarian Selamat datang kiprah lengger yang dibawakan oleh sejumlah penari dari sanggar seni yang ada dikota Probolinggo.

Agus Effendi S.Sos, Kepala Dispobpar dalam laporannya mengatakan maksud dan tujuan diselenggarakan memperingati hari Batik dan hari Museum Nasional ini meningkatkan martabat citra bangsa Indonesia berupa batik dan benda bersejarah dimata dunia, serta untuk mewujudkan perkembangan budaya lokal dan memperkenalkan replika batik kuno di kota Probolinggo. “Selain itu sebagai sarana edukasi bagi generasi penerus yang nantinya diharapkan akan muncul rasa memiliki terhadap perkembangan batik dan museum di kota Probolinggo.”Ujar Agus Effendi yang sekaligus sebagai Leading sektor dalam kegiatan tersebut..

Sementara Walikota Hj Rukmini dalam sambutannya mengatakan Batik merupakan warisan budaya, kekayaan dari para leluhur yang sangat tidak ternilai harganya, memiliki makna simbolis dan nilai estetika yang tinggi bagi masyarakat Indonesia. “Keunikan yang indah itu merupakan salah satu bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain. Sebagai bangsa Indonesia, tentu  patut berbangga diri dengan ditetapkannya batik sebagai warisan budaya nasional. Kita tidak cukup berbangga, namun perlu upaya untuk kita lestarikan.”Ujarnya.

Ditambahkan oleh walikota keberadaan museum juga merupakan salah satu warisan sejarah. “Merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya, Baik ditinjau segi historis sudah selayaknya kita lestarikan dan kita transformasikan pada generasi penerus sebagai sarana edukasi.”tambah Hj Rukmini.

Dalam kegiatan memperingati hari Batik dan Museum Nasional ini, disemarakkan dengan berbagai tampilan seni yang disajikan oleh sejumlah siswa yang tergabung dalam sanggar seni yang ada di kota tersebut. Ditempat yang sama, Kadispobpar kota Probolinggo Agus Effendi saat diwawancarai menjelaskan momen memperingati hari Batik dan Museum nasional ini, bisa dijadikan sarana penambah wawasan bagi generasi muda bahwa begitu pentingnya kita asset batik dan museum ini untuk terus dilestarikan keberadaannya. 

“Dengan adanya Batik yang menjadi symbol jatidiri bangsa dan museum sebagai sarana untuk menampung symbol sejarah dan menjadi tempat edukasi bagi masyarakat tentang sejarah utamanya di kota Probolinggo.”jelasnya Agus. (Suh)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement