DPRD Dan Pemkab Situbondo Menolak Penutupan 3 Pabrik Gula Di Situbondo

SITUBONDO - Pemkab dan DPRD Situbondo satu suara menyikapi rencana penutupan tiga pabrik gula di Situbondo. Penutupan tiga pabrik gula ini sudah diputuskan melalui rapat PTPN XI bersama Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian Badan Usaha Negara (BUMN). Rapat tertanggal 6 Oktober di Surabaya itu, juga diikuti Direktur PT Rajawali Nusanatara Indonesia. Ada tiga pabrik gula di Situbondo yang akan ditutup, yaitu Pabrik Gula Panji, Olean dan Wringinanom.

Saat di konfirmasi Newsweek Wakil Bupati Yoyok Mulyadi,mengatakan bahwa berdasarkan hasil rapat hearing pagi kemarin, Pemkab bersama DPRD sudah sepakat menolak penutupan tersebut.Yoyok Mulyadi menambahkan, kesepakatan Pemkab dan DPRD akan dikirim secara resmi ke pihak PTPN XI, serta Komisi VI DPR RI. Dalam surat penolakan tersebut, juga akan disebutkan alasan penolakan penutupan tiga pabrik gula di Situbondo.

Dikonfrimasi terpisah, Koordinator PG Situbondo, Achmad Barnas mengatakan, saat ini lahan tebu di Situbondo sudah berkurang. Akibatnya banyak Pabrik Gula tidak memenuhi target produksi. Sebenarnya PG di Situbondo tak perlu ditutup. Jika tidak ada lahan lagi tebu dengan sendirinya PG akan tutup. Meski demikian, keputusan penutupan tiga PG di Situbondo masih dikaji. Pria yang juga Direksi PG Asembagus itu mengaku optimis, tahun 2017 mendatang tiga PG tersebut masih akan tetap beroperasi.

Menurut Ahmad Barnas, tiga PG itu akan ditutup karena target produksinya tidak terpenuhi. Ia mencontohkan PG Olean yang mestinya harus giling 1. 250 ton, namun hanya mampu giling 1.100 ton. Saat ini great PG Asembagus malah naik menjadi 6000. Sedangkan PG Olean dan PG Panji tidak bisa produksi memenuhi sesuai target, padahal sudah disuplay tebu dari PG Asembagus. Oleh karena itu, Ahmad Barnas mengaku, mau tidak mau lahan tebu di Situbondo harus ditambah.

Achmad Barnas mengaku optimis adanya penambahan lahan tebu di Situbondo. PG akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menambah lahan yang sangat potensial ditanami tebu. Persoalan lainnya kata Achmad Barnas, petani tebu di Situbondo kesulitan mendapatkan perkreditan dua tahun terakhir ini. Akibatnya, petani yang menanam tebu menggunakan biaya sendiri, bisa menjual bebas tebunya ke luar daerah. (Pri/Hos)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement