Pemilik Bebek Harrisa Nyambi Jadi Bandar Narkoba

SURABAYA - Satreskoba Polrestabes Surabaya kembali membongkar peredaran narkoba di kalangan mahasiswa. Kali ini, budak Narkoba yang diringkus petugas adalah salah satu pemilik usaha Bebek Harissa. Modus yang digunakan dalam bisnis narkoba pun tergolong baru, karena pemasarannya melalui grup media sosial instagram.

Delapan mahasiswa yang kini menempuh pendidikan di salah satu universitas ternama di kawasan Rungkut itu adalah M. Nur,23, warga Jalan Ngagel Mulyo, M Rizky,22, Jalan Menur Gubeng, Putri Agretin,26, warga Jalan Semolowaru, Candra Kostka,26, warga Jalan Jawa, Adhimas,25, warga Jalan Sidosermo Indah, Angga,20, warga Jalan Simo Kalangan, Yusuf,23, warga Jalan Sukomanunggal. Selain itu, M Harissa,21, warga Jalan Bendul Merisi yang juga owner Restoran Bebek Harissa dan Bobby, 24, pegawai bank yang tinggal di Wisma Pagesangan, Surabaya.  

Kasat Narkoba Polrestabes Surabaya, AKBP Donny Adityawarnan, Rabu (12/10), mengungkapkan kesembilan pelaku itu diamankan dari enam lokasi berbeda di Surabaya. Kasus tersebut terungkap saat pihaknya melakukan penggerebekan di kamar 1717 Hotel Alana Jalan Ketintang.

Dari penggerebekan itu, pihaknya mengamankan M Nur dan M Rizky bersama tiga temannya, yakni Rani, Ardi dan Zulfikar. Namun setelah dilakukan pemeriksaan, ketiga temannya itu negatif menggunakan narkoba. Dari penggerebekan tersebut, petugas juga mengamankan barang bukti yakni satu poket ganja dengan berat 3,54 gram.

Dari keterangan Rizki ini, polisi mengetahui jika Rizky sering menawarkan narkoba secara online lewat grup instagram. Ternyata setelah di cek, di dalam grup tersebut terdapat puluhan mahasiswa atau anggota yang kesemuanya merupakan pemakai narkoba. Instagram itu disetting privat agar semua transaksi dan kegiatan di grup tersebut tidak diketahui oleh orang yang bukan anggota.

Hasil pengembangan isi grup instagran, petugas akhirnya berhasil menagkap Chandra dan Putri. Pasangan kekasih ini ditangkap di parkiran Circle K Taman Apsari Surabaya. Dari tangan kedua mahasiswa ini, kami mengamankan setengah butir ekstasi berlogo bintang dan minion.

Setelah menangkap Putri dan Chandra, petugas masih terus melakukan pengembangan. Saat diperiksa, dua pelaku tersebut mengaku mendapat barang tersebut dari teman satu kampus, Adhimas. Petugas langsung menggerebek rumah yang berada di Jl. Sidosermo indah tersebut dan mengkeler Adhimas. Petugas juga mengamankan 50 butir ektasi dengan logo cocacola dan sakura.

"Dari keterangan Adhimas, dia mendapatkan narkoba itu dari tersangka Bobby. Tersangka ini kami tangkap di Madura. Setelah kami menangkap Bobby, akhirnya dia mengakui jika narkoba itu diperoleh dari seorang bandar yang bernama Donny yang saat ini mendekam di Lapas Pamekasan," terang Donni.

Pendalaman kembali dilakukan, sebab selain kepada Adhimas, Bobby juga memberikan narkobanya kepada orang lain untuk dijual, dia adalah M Harissa. Mendegar keterangan Bobby, petugas langsung menangkap pemilik usaha Bebek Harissa itu. Dia ditangkap di rumahnya di Jalan Bendul Merisi.

Dari tangan Harissa ini, petugas menyita cukup banyak barang bukti mulai satu paket ganja kering, satu pipet kaca yang masih berisikan sabu sabu, enam poket sabu sabu dengan berat 3,76 gram dan satu poket keytamine seberat 0,21 gram serta timbangan elektrik. Selama ini pelaku merupakan penyedia narkoba di kalangan mahasiswa itu.

Tidak ingin tertangkap sendirian, Harissa mengatakan jika masih ada dua penyuplai narkoba lain di lingkup mahasiswa. Mereka adalah Angga dan Yusuf. Akhirnya keduanya ditangkap di salah satu minimarket di Jalan Diponegoro. Dari keduanya, polisi mengamankan barang bukti berupa 75 butir ekstasi berbentuk minion dan tujuh poket SS seberat 2 gram. 

Meski demikian, kedua tersangka ini memperoleh barang tersebut bukan dari Donny melainkan dari Irawan yang juga menjadi napi di Lapas Pamekasan dengan cara ranjau di Jalan Merapi, Surabaya.

Modus penjualan narkoba di kalangan mahasiswa itu dilakukan melalui akun grup instagram. Pemesanan akan lebih mudah jika pembeli sudah masuk dalam grup. Sebab anggota grup itu bisa memesan narkoba hanya dengan memasang tag salah satu penyedia narkoba itu, termasuk Harissa. Setelah uang ditransfer, maka narkoba itu akan segera diantar.

Di grup instagram tersebut memang sengaja disediakan bagi mereka yang menjadi pemakai narkoba. Bagi pengguna yang masih awal mereka belum bisa dimasukkan dalam grup ini. Selain itu, mereka juga sangat selektif saat hendak memasukkan anggota baru di grup ini.

Mengetahui peredaran narkoba yang tergolong modus baru ini, sementara polisi akan terus melakukan pengembangan. Sebab ada dugaan masih ada penyedia narkoba dan pemakai lain yang belum tertangkap. Apalagi grup ini sudah terbentuk sudah lama yakni sekitar setengah tahun lalu.(dio)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement