TRENGGALEK - Bencana alam tanah gerak dan retak di
Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur (Jatim), semakin hari semakin meluas.
Jika sebelumnya tanah gerak dan retak hingga memaksa 47 kepala keluarga (KK)
warga Desa Depok, Kecamatan Bendungan harus mengungsi, kini bencana yang sama
melanda sedikitnya 14 unit rumah penduduk dan musala, jalan desa di Dusun
Krajan, juga 12 unit rumah serta jembatan beton di Dusun Dulur, Desa Terbis,
Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek.
Karena retak tanah dan dinding rumah lebarnya
mencapai 20-35 sentimeter (cm), maka tiga unit rumah penduduk terpaksa,
dibongkar total, Selasa (13/12) kemarin.
“Sudah tiga unit rumah penduduk terpaksa kita bongkar karena kondisinya
sangat membahayakan keselamatan penghuninya,” ujar Camat Panggul, Mulyono
didampingi Kapolsek Panggul, AKP Wajib Santoso menjawab pertanyaan SP, Rabu
(14/12) tadi pagi.
Menurut Camat Panggul, para penghuni rumah yang
tanah dan dinding tembok rumahnya retak-retak di atas lima sentimeter tanpa
diminta sudah mengungsi ke rumah-rumah sanak famili atau tetangga lain dusun
guna menghindari jatuhnya korban jiwa.
Sesuai arahan Bupati Trenggalek Dr Emil Elestianto Dardak, maka Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten
Trenggalek akan menyalurkan bantuan sembako guna meringankan beban penderitaan
penduduk yang dilanda bencana alam.
Kapolsek Panggul, AKP Wajib Santoso menambahkan,
bahwa selain dibongkar, beberapa rumah warga yang mengalami kerusakan saat ini
telah dikosongkan, sedangkan seluruh penghuninya mengungsi ke rumah tetangga
dan keluarga yang dinilai lebih aman. Kondisi pergerakan tanah yang terjadi di
perkampungan warga tersebut cukup parah, karena lebar retakan rata-rata
mencapai lebih dari 20 cm. Bahkan jalan poros desa yang baru dibangun pada
tahun ini patah dan amblas hingga 50 cm.
“Tanda-tanda retakan tanah itu mulanya terjadi sejak
tiga hari terakhir, setelah wilayah Kecamatan Panggul diguyur hujan deras.
Retakan yang awalnya hanya kecil, terus melebar hingga merusak bangunan rumah
penduduk. Kerugian akibat bencana alam ini diperkirakan mencapai Rp 1 miliar,”
ujar Camat Panggul Mulyono.
Kini BPBD terus melakukan pemantauan bersama
instansi lain, dan mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan. “Kita anjurkan
warga yang rumahnya masih retak-retak awal segera mengungsi ke rumah tetangga
lain dusun apabila terjadi hujan lebat,” tambah AKP Wajib Santoso.
Kepala Desa
Terbis, Supardi mengatakan, 26 bangunan yang terdampak pergerakan tanah
tersebut terdiri dari 25 rumah dan satu unit bangunan musala, kondisi retakan
tanahnya semakin melebar. Dari jumlah rumah warga yang kondisinya sangat parah
ada sembilan unit dan wajib dikosongkan.
Tanah di rumah penduduk maupun di badan jalan terus
bergerak merekah lebar. “Retakannya antara pagi hingga sore ini sudah berbeda
jauh lebarnya,” ujar Kades Supardi yang dihubungi, Rabu tadi pagi. Supardi
menambahkan, pergerakan tanah di Dusun Krajan dan Dusun Dulur diakui berlangsung
lebih cepat dibanding fenomena retakan yang terjadi di beberapa kecamatan
lainnya di Kabupaten Trenggalek.
Bahkan saat ini lebar retakan tanah di
beberapa telah mencapai 30-35 cm dengan kedalaman lebih dari dua meter. “Kalau luas area yang mengalami retak
totalnya ada 50 hektare, terdiri dari 30 hektare perkampungan penduduk dan 20
hektare sisanya merupakan pekarangan dan area persawahan,” katanya.
Sementara itu Bupati Trenggalek, Emil Elestianto
Dardak melalui rilis resminya mengatakan, untuk langkah penanganan darurat,
BPBD setempat telah diinstruksikan untuk segera mengirim bantuan logistik
kepada warga yang terdampak. Menurut dia, fenomena retakan tanah yang terjadi
di sejumlah kecamatan saat ini menjadi perhatian serius dari pemerintah daerah.
Menurut Bupati Emil, Trenggalek dihadapkan pada
kondisi geografis yang menantang dan rawan terhadap pergerakan tanah.
Ditegaskan bahwa bersama tim pakar,
pihaknya akan menata ulang rencana tata ruang wilayah (RTRW) di tahun 2017
dengan memperhatikan daya dukung lingkungan terhadap tekanan populasi dan
memetakan kawasan yang sangat rawan untuk melakukan mitigasi risiko. Diakuinya,
fenomena retakan tanah yang terjadi di Desa Terbis, Kecamatan Panggul,
Trenggalek terus meluas dan semakin parah. (hrd)