BONDOWOSO – Sejatinya, pemasaran hasil pertanian di
Bondowoso yang berbasis organik mampu mendongkrak kesejahteraan petani. Bahkan, jika ada wadah spesifik dalam
pemasaran hasil pertanian organik ini, akan berimbas pada peningkatan harga
tawar dan mampu memberikan keuntungan
berlipat bagi petani.
Mengapa demikian, karena tanpa melalui tengkulak dan
melibatkan petani sebagai pedagang dalam menjual hasil taninya, laba yang
diperoleh akan lebih besar. Produk organik yang dijualpun bisa teruji
kualitasnya.
Bukannya tanpa wadah, Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso
pada tahun ini sudah memberikan sarana kepada petani untuk terjun langsung
memasarkan produknya. Namun, wadah tersebut masih belum maksimal, karena
program Pasar Tani yang menjadi satu-satunya tempat bagi petani menjual hasil
pertaniannya, hanya dilaksanakan 6 kali selama 6 bulan dan berakhir pada bulan
Agustus kemaren.
Seperti yang dikatakn oleh Ir. Winarto Msi, selaku Kepala
Bidang Usaha Tani dan Sarana Pertanian Disperta Bondowoso, selama tahun 2016,
Dinas Pertanian hanya menggelar Pasar Tani 6 kali.
Selama tahun 2016 ini, kita menggelar Pasar Tani di depan
Kantor Disperta 6 kali selama 6 bulan. Terakhir kita gelar di bulan Juli dan
berakhir bulan Agustus kemaren,tuturnya.Dirinya tidak menampik jika Pasar Tani
berfungsi sebagai fasilitas para petani di Bondowowso untuk bisa langsung
mengakses konsumen, tanpa melalui perantara tengkulak.
Petani bisa langsung menjual hasil pertaniannya kepada pembeli.
Harganya pun bisa dibawah harga pasar, namun memiliki keuntungan yang lebih
besar dibanding harga komuditi di pasar lainnya, tukasnya.
Winarto juga menambahkan, pihaknya akan kembali menggelar
Pasar Tani. Namun, dirinya tidak bisa menjelaskan berapa kali kegiatan itu
digelar dan bagaimana spesifik komuditi yang yang akan dipasarkan.Yang jelas
tahun depan Pasar Tani ini tetap kami programkan, pungkasnya.
Banyak kalangan berharap agar Pasar Tani di Bondowoso
lebih spesifik untuk menyediakan hsil pertanian organik. Karena, Pasar Tani
yang hanya di gelar 6 kali setahun ini dinilai tidak mampu menjadi wadah para
petani dalam memasarkan hasil pertaniannyan. (Tok)