Surabaya — Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan berwawasan lingkungan, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat kepada kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA). Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi kolaboratif antara institusi pendidikan tinggi dan pemerintah daerah dalam pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh puluhan pelaku usaha kecil dari kelompok UPPKA ini, dua narasumber utama dari UPN “Veteran” Jawa Timur, yaitu Putra Perdana dan Handy Octoriawan memberikan pemaparan yang mendalam mengenai bagaimana ekonomi sirkuler dapat diimplementasikan dalam skala rumah tangga dan usaha mikro.
Pada kesempatan itu, Putra Perdana menjelaskan bahwa konsep Circular Economy (Ekonomi Sirkuler), yaitu pendekatan ekonomi baru yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan meningkatkan nilai kebermanfaatan barang melalui prinsip penggunaan kembali, daur ulang, serta pemanfaatan multifungsi dari setiap produk. Ekonomi sirkuler tidak hanya menantang paradigma ekonomi linier yang dominan selama ini—yang berorientasi pada produksi, konsumsi, dan buang—namun juga mengajak masyarakat untuk menciptakan sistem ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Ekonomi sirkuler bukan hanya tren global, tetapi juga solusi konkret yang bisa diterapkan di tingkat lokal, terutama dalam konteks keterbatasan sumber daya dan kebutuhan efisiensi ekonomi,” kata dia.
Melalui pendekatan ekonomi sirkuler, para pelaku usaha didorong untuk melihat ulang proses produksinya. Apa yang sebelumnya dianggap sebagai limbah, bisa jadi adalah sumber daya baru. “Paradigma ini yang kami tanamkan kepada peserta, agar mereka tidak hanya mandiri secara ekonomi tetapi juga berkontribusi dalam menjaga lingkungan,” ujar Putra Perdana dalam sesi pelatihan.
Sementara itu, Handy Octoriawan menambahkan bahwa perubahan pola pikir menjadi kunci utama dalam menerapkan sistem ekonomi sirkuler. “Kami tidak mengajarkan cara berdagang semata, tapi membangun mindset baru bahwa pertumbuhan ekonomi bisa tetap dicapai tanpa eksploitasi sumber daya secara berlebihan. Frugal living dan minimalisme bukan berarti pelit, melainkan cerdas dalam mengelola konsumsi dan produksi,” ungkapnya.
Materi yang disampaikan mencakup perbandingan antara ekonomi konvensional dan ekonomi sirkuler, peran daur ulang dalam rantai pasok usaha, serta studi kasus pemanfaatan ulang kemasan dan produk rumah tangga untuk dijadikan komoditas bernilai jual. Selain sesi pemaparan, peserta juga dilibatkan dalam diskusi dan simulasi praktis bagaimana mengembangkan usaha yang minim limbah, serta strategi pemasaran produk ramah lingkungan.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Dinas Kesehatan Kota Surabaya, yang selama ini menjadi pendamping bagi kelompok UPPKA. Dengan adanya integrasi antara edukasi akademik dan implementasi lapangan, program ini diharapkan dapat menjadi model sinergi ideal antara kampus dan pemerintah daerah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
(Penulis: Putra Perdana)