Untuk Ke 12 Kalinya Berturut Turut, Kota Probolinggo Pertahankan Adipura


Sekda kota Probolinggo dr Bambang Agus Suwignyo M.MKes saat menerima piala Adipura dari Wapres Yusuf Kalla didampingi Menteri LH.
PROBOLINGGO - Prestasi yang sangat luar biasa kembali ditorehkan oleh kota Probolinggo. Bagaimana tidak, kota dipimpin Wali Kota Rukmini ini berhasil mempertahankan penghargaan Adipura ke-12 secara berturut-turut. untuk kategori kota sedang dan Kota ini mendapatkan poin nilai 76,42. 

Senin, 14 Januari 2019, Sekda Kota Probolinggo dr Bambang Agus Suwignyo mewakili Wali Kota Rukmini menerima penghargaan bergengsi di bidang lingkungan itu. Penghargaan diberikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla di Auditorium Dr Soedjarwo Gedung Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Budi Krisyanto menjabarkan, ada beberapa hal yang membuat Kota Probolinggo berhasil mempertahankan anugerah dari Kementerian Lingkungan Hidup itu. Diantaranya kinerja pengelolaan lingkungan hidup menyangkut kualitas air, kualitas udara dan tutupan lahan. Tak heran apabila kota ini sanggup berhasil mempertahankan Adipura hingga ke-12 ini.

Kemudian kinerja pengelolaan persampahan, pengembangan energi baru terbarukan dan pelibatan atau partisipasi masyarakat. “Disamping adanya komitmen dari pemerintah daerah. Permasalahan sampah tidak berpengaruh, karena juga diimbangi dengan upaya perbaikan manajemen dan penambahan sarana prasarana,” Ujar pria yang akrab disapa Budi Kris ini.

Langkah konkret pun telah dilaksanakan oleh DLH selama 2018. Seperti meningkatkan intentitas pemantauan dan pengawasan terhadap pengelolaan limbah juga pemberian tindakan administratif. DLH juga meningkatkan pembangunan IPAL Komunal bekerjasama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Selanjutnya, meningkatkan efektivitas pengelolaan persampahan, lalu meningkatkan kualitas Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP). “Kami pun terus meningkatkan penghijauan di kota, meningkatkan efektivitas sanitasi, meningkatkan sosialisasi penyadaran masyarakat. Langkah-langkah konkret ini selalu kami tingkatkan setiap tahunnya agar bisa menjadi salah satu solusi untuk menggaet partisipasi masyarakat secara terus menerus,” imbuh mantan Kepala Bappeda ini.

Budi Kris menjelaskan, masih banyak tantangan bagi Kota Probolinggo agar bisa mengelola lingkungan secara sustainable. Ia menyebutkan, tantangan yang dimaksud adalah perkembangan Kota Probolinggo dengan beroperasinya pelabuhan niaga baru, perkembangan pemukiman hingga terbatasnya luas Taman Pemrosesan Akhir (TPA) ditambah penyadaran masyarakat.

Lalu, apa saja program pendukung Adipura di tahun 2019 ini? Energi baru terbarukan di Kota Probolinggo sudah dilaksanakan di beberapa titik. Contohnya, pengolahan limbah sampah TPA menjadi gas methan yang telah dimanfaatkan masyarakat sekitar TPA.

Kemudian, pengolahan limbah pabrik tahu di Kedungasem yang juga sudah dimanfaatkan masyarakat sebagai gas untuk kebutuhan memasak sehari - hari. Nah, rencananya, pada Februari mendatang, pengolahan limbah serupa akan kembali di-launching di Kelurahan Jrebeng Kidul. Pengolahan energi ini melibatkan sekitar 80 KK (kepala keluarga) penerima manfaat. 

Pada 2019, DLH mengagendakan kajian perluasan TPA dan kajian penutupan sel I di TPA. Harapannya, melalui kajian itu, pada tahun 2020 sudah dimulai aksi perluasan TPA. Dan, tahun 2020 sudah dioperasionalkan. Karena seperti diketahui, kondisi TPA Bestari di Jalan Anggrek, sudah over capacity dan memerlukan tindakan untuk bisa menampung sampah di Kota Probolinggo. 

Masih menurut Budi Kris, pada penilaian Adipura 2018 (yang diserahkan pada tahun 2019) kriteria dan sistematika penilaian masih relatif sama dibanding sebelumnya. Tetapi, untuk tahun 2019, kata Budi Kris, akan lebih berat lagi karena harus terukur termasuk reduksi sampah. 

“Pelaksanaan 3R (Reuse Reduce Recycle) harus terukur penggunaannya kembali, pengurangan dan daur ulangnya. Terukur pengurangan sampah sampah plastik, energi baru terbarukan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau serta peningkatan kualias air pada sungai dan drainase,” tutur pria berkumis itu. 

Ia pun berharap, segenap elemen masyarakat semakin memahami betapa pentingnya meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Terutama menyangkut persampahan dan sanitasi menuju Probolinggo sebagai Kota Berdaya Saing dan Berkelanjutan. 

“Ya, dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup terutama persampahan, sangat berharap dukungan berbagai pihak. Legislatif, tokoh masyarakat, tokoh ulama/pemuka agama untuk mendukung percepatan penyadaran masyarakat, peningkatan kepedulian dan penegakkan peraturan perundangan yang berlaku,” tegas kepala OPD yang dikenal punya semangat tinggi ini. (Suh)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement