PROBOLINGGO - Guna mengantisipasi kematian ibu dan
melahirkan generasi yang berkualitas serta memberi wawasan terkait penularan
HIV yang tidak sebatas pada sub populasi berisiko tinggi seperti pengguna
narkoba suntik, wanita pekerja seks dan laki-laki seks dengan laki-laki, tetapi
sudah merambah pada sub populasi yang rentan seperti wanita dan anak.
Wanita
lebih rentan terinfeksi HIV diiringi dengan meningkatnya jumlah laki-laki yang
melakukan hubungan seksual secara tidak aman pada pasangannya sedangkan infeksi
HIV pada anak umumnya ditularkan dari ibu kepada anaknya selama kehamilan,
persalinan dan saat menyusui. Terkait hal tersebut, maka Dinas Kesehatan
(Dinkes) kota Probolinggo memberi pemahaman pada masyarakat melalui kegiatan
Workshop tentang PPIA dan sekaligus upaya pemeriksaan HIV AID terhadap Ibu
hamil dan para suami.
Acara
yang dilaksanakan di gedung Puri manggala Bhakti kantor secretariat Pemkot
Probolinggo dihadiri oleh Kadinkes kota Probolinggo, Kepala Puskesmas se kota
Probolinggo, Ketua TIM Penggerak PKK kota dan kecamatan kota Probolinggo,
Narasumber dari IDI, RSUD dr M Saleh dan Patelki serta undangan lainnya, Rabu
(26/6).
Utami
Putri Pertiwi, SKM selaku ketua panitia dalam kegiatan tersebut dalam
laporannya mengatakan tujuan dilaksanakan workshop tersebut, yakni untuk
menanggulangi penularan HIV melalui upaya pencegahan penularan dari Ibu ke
anak. “Selain itu meningkatkan kualitas hidup ibu dan anak yang terinfeksi HIV,
serta menurunkan tingkat kesakitan dan kematian akibat HIV.”Ujarnya.
Ditambahkan
oleh Utami bahwa workshop ini juga merupakan sarana memberi pemahaman pada ibu
dan para suami agar mereka mengerti tentang penyakit HIV dan cara penularannya
dan melakukan pemeriksaan pada peserta meliputi pemeriksaan HB darah, HIV,
Siphilis.
Kegiatan penemeriksaan Ibu oleh tim Dinkes. |
Sementara
Kepala Dinkes kota Probolinggo drg Ninik Ira Wibawati M.QIH dalam sambutannya
mengatakan bahwa di Indonesia, infeksi HIV merupakan salah satu penyakit
menular yang dikelompokkan sebagai faktor
yang dapat mempengaruhi kematian ibu dan anak. “Meskipun telah dilakukan
berbagai upaya selama beberapa tahun, namun masih perlu upaya peningkatan
cakupan pelaksanaan program PPIA yang terintegrasi dilayanan KIA sejalan dengan
perkiraan peningkatan beban sejauh ini, fasilitas pelayanan untuk pencegahan
penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) masih jauh dari memadai.”Ujar Ninik.
Kadinkes
juga menjelaskan upaya pihaknya untuk meminimalisir penularan HIV dari ibu ke
anak adalah dengan melaksanakan 4 komponen yang merujuk pada rekomendasi WHO
tahun 2010 yang pada dasarnya semua ibu hamil ditawarkan untuk tes HIV,
pemberian antiretroviral (ARV) pada ibu hamil positif HIV, Pemilihan
kontrasepsi yang sesuai untuk perempuan terinfeksi HIV, kemudian pemilihan
persalinan aman untuk ibu hamil HIV positif serta pemberian makanan terbaik
bagi bayi yang lahir dari ibu HIV positif.
Selanjutnya
agenda Workshop ini diisi oleh narasumber dengan tema Triple Eliminasi oleh dr
Maia Diah Zakia SP.OG serta tema HIV pada ibu hamil. Para peserta yang
berjumlah sekitar 120 orang ini, selain mendengat pemaparan dari narasumber,
juga diberi ruang untuk dialog atau tanya jawab dengan narasumber.
“Diharapkan
dengan mengikuti kegiatan Workshop ini, akan dapat memberi wawasan pada peserta
terkait bahaya dan penanggulangan HIV yang kadang tanpa kita sadari berpotensi
menimpa kita.”Ujar drg Ninik Ira Wibawati, Kadinkes kota Probolinggo. (Suh)