Surabaya Belum Menerapkan PSBB, Ini Penjelasan Wakil Ketua DPRD Surabaya


Surabaya - Banyak cara untuk melakukan Antisipasi penyebaran  Covid- 19 seperti, DKI Jakarta sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun Surabaya belum punya rencana, hal ini dikatakan oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya A Hermas Thony.

“Surabaya masih belum punya rencana untuk menerapkan PSBB, dikarenakan ada beberapa hal” papar A Hermas Thony Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Selasa (14/04/2020).

Thony menjelaskan, Pandemi Covid-19 yang ada di Jakarta dengan Surabaya jauh, karena kondisinya masih relatif terkendali apalagi, jumlah angkanya relatif lebih sedikit.

“Data informasi yang masuk ke kita, di surabaya ada 180 positif dan yang sembuh 35 ada peningkatan 2, sedangkan yang meninggal 11,” ungkapnya.

Data sementara dari 180 yang positif itu, lanjut Thony, kemarin ada penambahan 83. Pihaknya berharap kalau data ini benar, yang perlu dipikirkan, bagaimana upaya untuk melakukan antisipasi, agar angka tersebut tidak terus meningkat.

“Langkah yang perlu ditempuh adalah, sikap tegas dari Pemerintah dan aparat termasuk kedisiplinan masyarakat. Agar masyarakat betul betul melaksanakan SOP yang diterapkan oleh Pemerintah,” ujarnya.

Soal jumlah angka ini, Thony mengungkapkan, kemarin ada penyebaran menjadi sebuah perhatian di beberapa tempat, dan untuk skema PSBB ini pada awalnya, pihaknya punya satu bayangan.

“Bahwa Pemerintah perlu untuk menyiapkan konsep PSBB itu dari mulai ringan maupun menengah ,” imbuhnya.

Masih Thony, tetapi untuk menetapkan kapan PSBB itu akan berlaku, Thony mengatakan, masih belum mengetahui kapan akan diterapkan.

Karena menurutnya, perkembangan jumlah peningkatan angka Covid-19 ini, masih bisa diantisipasi dengan berbagai cara penanganan.

“Seperti memberlakukan isolasi tempat tinggal pasien yang terpapar Covid-19 ini,” cetusnya.

Ia menjelaskan, untuk mengedukasi kepada masyarakat dengan cerdas, agar bisa mematuhi anjuran pemerintah. Yang tidak kalah penting adalah, pihaknya berharap pemerintah tidak terlalu berfokus ke masyarakat yang terkena dampak.

“Sekarang masalahnya banyak pihak yang saling tarik - menarik persoalan ini. Seolah - olah, tidak lagi pada persoalan penyakit, tetapi sudah persoalan perut,” jelasnya.

Hal itu, menurut Thony, memperkeruh gugus kota semakin panik dan tinggi. Agar tetap bisa menyelesaikan masalah, yang perlu dilakukan adalah, tetap menjaga kebersihan dan meningkatkan imun tubuh.
 
“Tetap menjaga kebersihan dan meningkatkan imun tubuh dan mentradisikan untuk  mengkonsumsi vitamin,” tambahnya. ( Adv/ Ham)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement