Tindaklanjuti Pengaduan Warga, Komisi C DPRD Surabaya Pantau Vaksinasi Massal

 





Surabaya- Untuk memastikan pengaduan warga soal pelaksanaan vaksinasi dan kebenaran datanya, sekaligus juga mencari solusi untuk pelaksanaaan vaksin di Surabaya agar lebih tertib, terkendali dan memberikan kenyamanan pada warga. 


Aning Rahmawati Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya menyempatkan diri untuk melihat langsung kondisi di lapangan (Puskesmas- Red).


“Pengaduan yang masuk diantaranya adalah peserta vaksinasi sudah jam 6 pagi, tapi masih kehabisan, ini terjadi di puskesmas Rungkut. Peserta vaksinasi yang lain malah datang jam 4 tetap kehabisan dan tidak jadi divaksinasi, hal lain adalah minimnya sosialisasi dan komunikasi,” ujarnya, Kamis (5/08/2021)


Untuk itu, Aning mencoba turun dan menganalisa pelaksanaannya Vaksinasi massal dengan 600 peserta di Puskesmas Medokan Ayu.


“Alhamdulillah saat dipantau, proses berlangsung tertib dan nyaman. Setelah dinalisa ternyata peran satgas covid 19 yang terus membantu dan mengawal proses vaksinasi sangat berperan. Mulai dari mengawal antrian, komunikasi dengan warga agar bisa diatur antriannya, sampai pada melayani komunikasi dengan warga secara paripurna,” ungkapnya.


Menurut Aning, peran satgas covid untuk membantu proses vaksinasi ini dampaknya sangat signifikan pada kelancaran dan juga kenyamanan warga. Namun, Aning juga mendapatkan info jika honor para satgas covid belum cair.


“Ketika ditanya tentang apakah honornya sudah cair dari pemerintah kota, ternyata masih belum. Sebagaimana diketahui ada honor yang diterima oleh satgas, masing-masing RW dapat jatah 4 orang satgas sebagaimana disampaikan Kadinkes dan juga Lurah Medokan Ayu,” tandasnya.


Hasil pantauannya di lapangan terkait pelaksanaan vaksinasi massal, Aning memberikan catatan bahwa pelibatan secara penuh satgas covid 19 di tempat vaksinasi terjadual dengan SOP yang dipastikan memberikan kenyamanan dan kelancaran proses vaksinasi.


“Disamping itu, proses antrian dan juga pendaftaran secara online bisa menjadi alternatif untuk antisipasi kehabisan vaksin, atau jika offline system antriannya, maka petugas di tempat harus betul betul sigap untuk membatasi jumlah peserta sesuai quota dengan komunikasi yang baik. Dengan demikian, maka warga tidak perlu antri padahal stok sudah habis,” katanya.


Bahkan, dia juga memberikan bantuan APD, sembako dan vitamin probiotik kepada Satgas Covid 19 yang menurutnya telah bekerja sangat luar biasa. Terkait rumah sehat, Aning meminta agar dilakukan proses pelatihan terhadap petugas yang rata rata non medis.


“Harus segera dilakukan karena penjaga rumah sehat sudah khawatir tidak bisa melayani dengan baik karena belum terbiasa, rumah sehat di Medokan Ayu misalnya, ini sudah siap dan belum ada yang masuk,” pungkasnya ( Adv/ Ham)

Lebih baru Lebih lama
Advertisement