Ekspor Batik, Komisi B DPRD Surabaya: Kualitas Batik Harus Diutamakan karena Konsumennya Orang Luar Negeri


 


Surabaya – Event “Karnaval Nang Tunjungan”  yang digelar oleh Pemkot Surabaya akhir pekan lalu, yang bertujuan untuk mengembangkan pasar ekspor batik ke mancanegara, mendapat respon dari DPRD Surabaya.

 

Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya Akhmad Suyanto menjelaskan, peluang potensi pasar ekspor batik Surabaya terbuka lebar.

 

“Terutama negara yang memiliki kerjasama Sister City dengan Surabaya seperti, Korea Selatan, Jepang, China, Turki, Hongkong,” jelasnya, Selasa (1/10/22).

 

Menurut dia, Indonesia yang merupakan amazing market atau pasar berkembang bagi negara di dunia, Kota Surabaya menjadi kota yang memiliki potensi pasar ekspor dari hasil produknya.

 

“Ya seperti produk batik ini, peluang market ekspor nya terbilang sangat terbuka, utamanya negara yang sudah terjalin sister city dengan Surabaya,” ujar anggota Komisi B DPRD Surabaya.

 

Bahkan ia menyarankan, sebelum melakukan ekspor batik,  sebaiknya harus dilihat dulu kebutuhan pasar luar negeri seperti, corak batik, design, untuk kebutuhan konsumen luar negeri.

 

“Tentu simbol Surabaya menjadi ciri khas batik yang akan di ekspor, sehingga eksistensi Surabaya di negara-negara yang sudah terjalin sister city tetap ada,” ungkap Akhmad Suyanto.

 

Dia juga menyampaikan, batik itu merupakan tradisi kekayaan nusantara dimana harus diuji secara kualitas seiring dengan waktu. Contohnya, ada batik tulis dengan bahan dasar kain katun biasa (low), ada kain yang kelas menengah (middle) dan kelas atas (high class).

 

Level batik ini, lanjut Akhmad Suyanto, kalau mau bidik pasar batik di segmen low tentu pasarnya berbeda. Dan kalau mau bersaing di segmen fashion tentu bahan kain batiknya juga berbeda.

 

Akhmad Suyanto menambahkan, segmen pasar batik yang saya sebut diatas tadi, sebelum melakukan ekspor, kualitas batik harus diutamakan karena konsumennya orang luar negeri.

 

“Tapi secara amazing market, Surabaya memiliki potensi pasar ekspor cukup besar, namun demikian, kualitas batik harus diutamakan,” tambahnya. (Ham/ Adv)

 

Lebih baru Lebih lama
Advertisement