Ini Hasil Riset SSC Soal Kinerja Presiden dan Gubernur

 



 

Surabaya- Kepemimpinan Presiden Joko Widodo Sudah berjalan selama 4 Tahun. Selama masa jabatannya, ternyata kepuasan kinerja Presiden ini di Surabaya menunjukkan hasil memuaskan. Bukan hanya Presiden, nampaknya masyarakat Surabaya juga puas terhadap kinerja Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) menunjukkan sebanyak 76,1% kalangan masyarakat puas terhadap kinerja Jokowi, sementara kepuasan terhadap Gubernur Jatim sebanyak 64,1%.

 

Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengungkapkan dari keseluruhan responden hanya 3,0% yang tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi, serta 17,0% menyatakan kurang puas dan sisanya 3,9% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab. “Hasilnya jelas, masyarakat Surabaya puas dengan kinerja Jokowi”, jelasnya.

 

Lebih lanjut, Ikhsan mengatakan hasil terhadap kinerja Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa makin bisa menyentuh hati masyarakat Surabaya. “Terkait kepuasan kinerja, hanya 4,9% yang tidak puas. Sementara yang kurang puas 28,2% kemudian sisanya 2,8% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab, tentunya ini menjadi catatan penting bagi Khofifah dalam menjalankan kepemimpinannya hingga 2024 nanti”, ujar Ikhsan.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

Kemiskinan dan Korupsi jadi Masalah yang Diprihatinkan Warga Surabaya

 

Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) dalam mengungkap masalah mendesak yang harus diselesaikan oleh pemerintah pusat dan daerah saat ini. Dengan responden masyarakat Kota Surabaya, masalah kemiskinan dan korupsi paling disoroti.

 

Direktur Riset SSC, Edy Marzuki mengungkapkan sebanyak 29,6% untuk masalah kemiskinan, sementara masalah pemberantasan korupsi menunjukkan hasil 12,5%. Diikuti masalah lainnya yakni pengendalian harga sembako sebanyak 10,3%, UMKM sebanyak 8,5%, masalah Pendidikan 8,0%. "Lainnya seperti Kriminalitas atau kemananan menunjukkan 6,1% dan kesehatan masyarakat 5,1%", jelasnya.

 

Terkait masalah lainnya, Edy memaparkan prosentasenya di bawah 5%, yakni masalah penegakan hukum 2,6%, lingkungan hidup dan bencana alam 2,0%, pelayanan administrasi publik 1,8%, penanganan covid-19 dan dampaknya sebanyak 1,7%. Kemudian masalah lainnya yakni infrastruktur pedesaan dan perkotaan 1,6%, perlindungan kebebasan berpendapat 1,3%, masalah pertanian/perikanan 0,5%. Ini yang menarik, di Surabaya nampaknya sangat bertoleran, hingga maslah toleransi beragama menunjukkan angka 0,4%, sementara masyarakat yang memilih tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 0,6%", imbuhnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

Warga Surabaya Puas Terhadap Kinerja Eri-Armuji

 

Sudah berjalan selama 2 tahun, masa jabatan kepemimpinan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dan Wakilnya, Armuji. Dan ternyata kepuasan kinerja pasangan ini di Surabaya menunjukkan hasil memuaskan. Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) menunjukkan sebanyak 79,6% kalangan masyarakat puas terhadap kinerja Wali Kota Surabaya, sementara kepuasan terhadap kinerja Wakil Wali Kota sebanyak 73,3%.

 

Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengungkapkan dari keseluruhan responden hanya 2,5% yang tidak puas dengan kinerja Eri, serta 13,4% menyatakan kurang puas dan sisanya 4,5% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab. Sementara, responden yang kurang puas terhadap kinerja Armuji menunjukkan  angka 19,7% dan 2,5% dari mereka menyatakan tidak puas, sisanya 4,5% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.Ini menjadi gambaran menarik terkait kinerja Pemerintah Kota Surabaya sejauh ini yang ternyata diapresiasi dengan baik oleh masyarakat Surabaya.”, jelasnya.

 

Lebih lanjut, Ikhsan menambahkan hasil kinerja pasangan Eri-Armuji selaras dengan perkembangan Kota Surabaya selama dipimpin mereka menunjukkan sebanyak 61.8% semakin baik, dan sebanyak 30,8% menyatakan sama saja. "Namun demikian, ada pula sebanyak 4,2% responden yang menyatakan semakin buruk, kemudian sisanya 3,2% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab", pungkasnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

Warga Surabaya Anggap Eri-Armuji Penuhi Janji Kampanye

 

Masa jabatan kepemimpinan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dan Wakilnya, Armuji telah berjalan 2 tahun lamanya. Dan ternyata masyarakat Surabaya menganggap pasangan ini telah memenuhi janji kampanyenya. Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) menunjukkan sebanyak sebanyak 68% sudah memenuhi janji kampanyenya, kemudian hanya 26,4% yang menjawab belum memenuhi janji kampanye, serta sisanya 5,6% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.

 

Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengungkapkan hasil terkait dengan pemenuhan janji kampanye ini relevan dengan hasil survei  mengenai program Pemkot Surabaya yang sudah dilaksanakan secara

maksimal. Terbukti sebanyak 24,1% menyatakan Pemkot Surabaya telah meningkatkan layanan kesehatan, 23% meningkatkan kualitas pendidikan, diikuti dalam menjaga dan meningkatkan penghijauan menunjukkan sebanyak 15,2%. "Hasil lainnya seperti birokrasi yang bersih dan melayani sebanyak 13,6%, pemulihan ekonomi sebanyak 9,6%, membuka lapangan kerja 5,4%, serta mewujudkan lingkungan yang harmonis dan berbudaya sebanyak 4,6%. Sementara 4,5% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab", terangnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

Mayoritas Warga Surabaya Tidak Tahu Tanggal Pemilu, tapi akan Gunakan Hak Pilih

 

Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) dalam mengungkap apakah tahu kapan Pemilihan Umum (Pemilu) dilaksanakan, mayoritas warga Surabaya menunjukkan sebanyak 59,8% mampu menyebutkan tahun saja.

 

Direktur Riset SSC, Edy Marzuki menjelaskan sebanyak 12,1% mampu menyebutkan bulan dan tahun, kemudian hanyak 13,7% yang mampu menyebutkan secara lengkap tanggal, bulan hingga tahun pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang. "Meski demikian, masih ada sebanyak 14,4% yang menyatakan tidak tahu/tidak menjawab", jelas Dosen Universitas Yudharta Pasuruan ini

 

Sementara, Edy menambahkan, meskipun masih banyak yang belum mengetahui secara terperinci pelaksanaan Pemilu, hasil survei menunjukkan sebanyak 84,8% warga Surabaya sudah pasti akan menggunakan hak pilihnya. "Hanya 15,2% yang belum pasti menggunakan hak pilihnya ke depan. Ini harus menjadi perhatian bagi penyelenggara Pemilu ke depan", imbuhnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

Medsos Jadi Sumber Info Utama Warga terkait Pemilu

 

Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) dalam mengungkap sumber informasi terkait Pemilihan Umum (Pemilu), mayoritas warga Surabaya menunjukkan Medsos menduduki puncak sumber informasi terkait Pemilu.

 

 

Direktur Riset SSC, Edy Marzuki menjelaskan sebanyak 31,6% menjadikan medsos sebagai sumber informasi terkait Pemilu, diikuti televisi sebanyak 29,4%, dari mulut ke mulut sebanyak 12,3%, media cetak 5,1%, keluarga 2,4%. "Sisanya ada media luar ruang 2,3%, radio 1,9%, pemerinta atau KPU 1,6%, serta sosialisasi partai atau Caleg 1,4%, dan sisanya 12% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab", jelasnya.

 

Sementara, Edy menambahkan, bagi pemerintah musti memerhatikan perkembangan ini untuk memuat sumber-sumber informasi terkait Pemilu ke depan bisa lebih kreatif memaksimalkan medsos. "Ini juga bisa menjadikan kalangan milenial yang pada dasarnya pengguna medsos agar bisa menggunakan hak pilihnya secara bijak", imbuhnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

Ini Dia Model Kampanye dan Atribut yang Disukai Warga Surabaya

 

Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang tinggal beberapa bulan lagi, hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) dalam mengungkap kampanye outdoor serta atribut yang paling disukai warga Surabaya.

 

Peneliti Senior SSC, Surokim Abdus Salam mengungkapkan dari segi model kampanya outdoor sebanyak 39,3% menjadikan Bakti Sosial / Pasar Murah sebagai kampanye yang paling disukai, diikuti Pengajian sebanyak 12,8%, Jalan Sehat 10,6%, Pengobatan Gratis 7,3%, Ngopi Bareng 7,1%, Pertunjukan Musik 5,8%, Senam 4,4%. "Kampanye lainnya seperti Lomba atau Pertandingan Olah Raga 3,0%, Mancing Bareng 2,2%, Ziarah Wali 2,0%, Sepeda Santai 1,7%, kemudian Pagelaran Wayang 0,8%, serta Pagelaran Seni dan Lomba Burung keduanya 0,5%, dan 2,0% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab", jelasnya

 

Lebih lanjut, Dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura ini menguraikan atribut atau alat peraga kampanye yang paling disukai warga adalah Kaos, sebanyak 37,1%, kemudian Kalender 9,0%, Payung 7,9%, Mug atau Cangkir sebanyak 7,5%. Ada jam Dinding 6,9%, Baliho 6,1%, Spanduk 5,4%. "Atribut lainnya, responden menyebutkan ada Alat Sekolah sebanyak 4,8%, Topi 3,1%, Asbak 2,7%, Poster atau Stiker 2,1%, serta Korek 1,1%, dan sebanyak 6,3% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab", urainya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

 

Ganjar Terlalu Kuat di Surabaya

 

Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang memang baru akan digelar di tahun 2024 nanti, meski demikian  nama Ganjar Pranowo terus menulang dan secara elektabilitas menjadi favorit di Surabaya. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, memuncaki perolehan elektabilitas pilihan presiden dengan angka 34,6%.

 

Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi berdasarkan hasil riset yang telah mereka lakukan sebelumnya. “Untuk Surabaya, Elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai pilihan calon presiden untuk 2024 nanti terlalu kuat, jauh melampaui nama-nama kandidat lain seperti Prabowo Subianto, Tri Rismaharini atau Anies Baswedan” kata Ikhsan.

 

Di survey elektabilitras, Ganjar disusul Prabowo dengan perolehan 16,3%, serta Tri Rismaharini 10,7%, Anies Baswedan memeroleh 9,3%. “Sementara, nama-nama lain yang muncul masih di bawah 5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono dengan 3,9%, Puan Maharani 3,5%, Erick Thohir dengan 3,3%, diikuti Ridwan Kamil dengan 3,2%, Sandiaga Uno 2,0%. Kemudian ada Gubernur Jatim, Khofifah I.P., dan Andika Perkasa yang keduanya 1,4%, Airlangga Hartarto dengan 1,3%, Mahfud MD 0,8%, Muhaimin Iskandar 0,6%. Sementara yang menjawab lainnya ada 0,8%", imbuhnya.

 

Meski demikian, Ikhsan mengungkapkan jika ceruk di masyarakat Surabaya untuk bursa Capres masih terbuka. “Di survei elektabilitas kali ini 6,9% memilih tidak tahu dan tidak menjawab, yang berarti masih menyisakan ceruk yang  potensial yang masih dapat diperebutkan kedepannya, mengingat Pilpres masih di tahun 2024, walaupun jika melihat jarak angka elektabilitas Ganjar dengan kandidat lain yang sangat lebar, ceruk ini tidak akan terlalu signifikan berpengaruh” pungkasnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

Eri Cahyadi Menyeruak di Antara Kandidat Cagub Jatim

 

Masa jabatan pasangan Khofifah-Emil Dardak memang masih baru akan berakhir pada 2023 mendatang, meski demikian beberapa nama sudah santer disebut sebagai favorit untuk Calon Gubernur (Cagub) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) mendatang. Hal itu terungkap dari hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC).

 

Peneliti Senior SSC, Surokim Abdus Salam mengungkapkan jika Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi secara elektabilitas namanya menyeruak di antara kandidat Cagub Jatim. Setidaknya sebanyak 17,0% elektabilitas Eri Cahyadi diperoleh dalam bursa Cagub Jatim, hal ini menempel perolehan Tri Rismaharini yang memeroleh sebanyak 18,8%, kemudian ada Emil Dardak dengan 15,6%. "Memang Khofifah masih

 

 

 

memuncaki hasil survei elektabilitas di Jatim dengan 33,5%, dan sisanya, Syaifullah Yusuf dengan 4,0%", ungkapnya.

 

Meski demikian, Surokim mengatakan jika ceruk di masyarakat Surabaya masih sangat terbuka lebar bagi seluruh nama yang beredar di bursa Cagub. “Karena di survei elektabilitas Cagub masih  ada 1,7% menjawab lainnya dan sebanyak 9,4% masih menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. Dengan jumlah sebanyak ini, yang bisa merangkul mereka bisa menyalip di tikungan akhir” pungkanya yang juga Dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

 

Coattail Effect Capres Cawapres di Surabaya 45,7%

 

Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang memang baru akan digelar di tahun 2024 nanti, meski demikian masyarakat Surabaya sebagian besar menjawab belum tentu akan memilih partai yang mengusung Calon Presiden (Capres) - Calon Wakil Presiden (Cawapres). Meski demikian Coattail Effect Capres Cawapres di kota Surabaya pada Pilpres 2024 terbilang lumayan besar.

 

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Riset SSC, Edy Marzuki berdasarkan dari hasil riset yang telah mereka lakukan sebelumnya. “Memang secara Coattail Effect berdasar hasil survei yang dilakukan sebanyak 45,7% menjawab ya, pasti. Sedangkan yang menjawab belum tentu sebanyak 47,4%, sementara yang menjawab tidak sebanyak 1,8%, serta yang memiliih tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 5,1%", ungkapnya

 

Lebih lanjut, pria yang juga dosen di Universitas Yudharta Pasuruan ini menjelaskan jika partai pengusung Capres-Cawapres benar-benar mengamati geliat ini, maka pengalaman Pilpres di tahun 2019 bisa jadi acuan. "Dan yang musti digaris bawahi, dari sekian banyak dimensi ideologi cuma satu ideologis yang membedakan satu dengan partai yang lain yaitu unsur agama versus nasionalis, di luar itu sama saja ", imbuhnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

 

 

Atribut PDIP Paling Dominan di Surabaya

 

PDIP dinilai sebagai partai politik yang atributnya dinilai paling sering dilihat dan ada dimana-mana. Hal itu berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC).

 

Menurut Peneliti Senior SSC, Surokim Abdus Salam sebanyak 55,9% responden menyatakan  PDIP menjadi jawara yang atributnya paling banyak dilihat. Diikuti PKB dengan 9,8%, Demokrat 5,2%, Gerindra ada 4,5%, dan Golkar ada 4,1%. “Partai lainnya seperti Nasdem dengan 3,4%, Perindo 2,5%. Sementara PPP, PKS, dan PKB ketiganya sama-sama memeroleh 1,1%, PAN 0,7%, PSI 0,4%, dan yang terakhir Hanura bersama Garuda yang keduanya dengan perolehan 0,3%, kemudian sisanya yang memilih tidak tahu atau tidak menjawab ada 9,6%", urainya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

Caleg PDIP Dinilai Paling Sering Turun ke Lapangan

 

PDIP dinilai sebagai partai politik yang Calon Legislatif (Calegnya) paling sering turun ke lapangan. Hal itu berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC).

 

Menurut Peneliti Senior SSC, Surokim Abdus Salam sebanyak 50,5% responden menyatakan  Caleg PDIP sering turun ke lapangan untuk bertemu dengan konstituennya. “Di tiga besar, Ia diikuti oleh PKB yang meraih 8,4% dan Demokrat 5,2%, ujarnya.

 

Surokim menambahkan, selain tiga partai besar tersebut diikuti Perindo 4,1% dan Golkar 3,6%, kemudian Nasdem dan Gerindra yang keduanya memeroleh 3,2%. “Partai lainnya seperti PKS dengan 1,3%, PAN dan PPP keduanya 1,0%, PBB dengan 0,9%, PSI dengan 0,3%, Hanura dengan 0,2%. Sementara yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 17,1%”, imbuhnya.

 

Perolehan PDIP, menurut Surokim tidak lah begitu mengejutkan. “Karena melihat bagaimana PDIP berhasil memenangkan Pemilu dalam dua periode terakhir jadi ya Caleg PDIP di lapangan sudah pasti sangat ekstra,” uranya.

 

Di Jawa Timur saja, lanjut Surokim, PDIP berhasil mengamankan kursi Ketua DPRD Jatim yang sebelumnya merupakan milik PKB. “Ini berarti kan kinerja mereka dalam meraih kepercayaan masyarakat sangat ekstra,” jelas Surokim.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat

 

kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

 

Inilah Partai Paling Sering Turun ke Bawah dan Muncul di Medsos

 

PDIP dinilai masyarakat Surabaya sebagai partai politik yang paling sering turun ke lapangan. Partai inipun sering muncul di Media Sosial (Medsos). Hal itu berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC).

 

Menurut Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi sebanyak 50,5% responden menyatakan  Caleg PDIP sering turun ke lapangan untuk bertemu dengan konstituennya. “Di tiga besar, Ia diikuti oleh PKB yang meraih 8,4% dan Demokrat 5,2%, ujarnya.

 

Ikhsan menambahkan, selain tiga partai besar tersebut diikuti Perindo 4,1% dan Golkar 3,6%, kemudian Nasdem dan Gerindra yang keduanya memeroleh 3,2%. “Partai lainnya seperti PKS dengan 1,3%, PAN dan PPP keduanya 1,0%, PBB dengan 0,9%, PSI dengan 0,3%, Hanura dengan 0,2%. Sementara yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 17,1%”, imbuhnya.

 

Lebih lanjut, selain memenangi sebagai partai yang sering turun ke bawah, PDIP juga sering muncul di Medsos, dengan perolehan 55,5%. Diikuti 3 partai lainnya yakni Perindo dengan 9,0%, PKB dengan 4,8%, dan Demokrat dengan 4,4%. "Adapun partai lainnya seperti Gerindra 4,2%, Nasdem 3,3%, Golkar 2,3%, PSI 1,4%, PKS dengan 1,0%, BURUH 0,6%, PAN 0,5%. Sedangkan PPP dan PBB masing-masing 0,4% serta Hanura dan Garuda keduanya 0,3%. Sementara yang tidak tahu atau tidak memilih sebanyak 11,6%", pungkasnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

 

PDIP Unggul, Baik di Top of Mind maupun Elektabilitas

 

Sebagai partai yang dalam 10 tahun terakhir menjadi pemenang Pemilu, PDIP nampaknya masih memiliki popularitas sekaligus logistik dan amunisi yang kuat dalam menyambut pemilihan umum yang akan datang. Pasalnya, dari hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC), partai besutan Megawati Soekarnoputri ini masih menjadi jawara, baik di top of mind maupun elektabilitas di masyarakat Surabaya.

 

 

 

Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengungkapkan, PDIP berada di posisi puncak dengan perolehan 41,7% untuk Top of Mind partai politik. “Baru kemudian disusul oleh PKB dan Gerindra yang masing-masing mengantongi 7,7% dan 6,0% di urutan kedua dan ketiga”, paparnya.

 

Ikhsan menambahkan selain tiga posisi teratas, partai lain pun mengikuti seperti Demokrat dan Golkar dengan perolehan masing-masing 4,6% dan 3,7%, PKS dengan 3,4%, Nasdem 2,7%, dan PAN dengan 1,1%.  “Lainnya, yakni Perindo 1,0%, PPP 0,9%, sisanya PSI dan PBB dengan perolehan masing-masing 0,6% dan 0,2%”, imbuh Ikhsan.

 

Sementara dalam hal elektabilitas urai Ikhsan, di ranking pertama masih PDIP dengan 46,7%, diikuti PKB 8,7%, Gerindra 8,6%, Demokrat 6,3%, Golkar 5,0%, PKS 4,1%, Nasdem 3,6%, PAN dengan 1,8%, PPP 1,2%, Perindo dan PSI keduanya 1,1%. "Lainnya masih di bawah 1%, yakni PBB 0,2%, Hanura, Garuda, PKN, Gelora, Partai BURUH, dan Ummat semuanya kompak memeroleh 0,1%", urainya.

 

“Menariknya, di survei top of mind partai ada 26,4% responden yang memilih untuk tidak menjawab atau menyatakan tidak tahu, sedangkan survei elektabilitas sebanyak 11,0% tidak menjawab atau menyatakan tidak tahu. Ini berarti masih ada peluang atau ceruk yang cukup besar untuk diperebutkan dan digarap oleh partai-partai lainnya”, pungkasnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

 

Mayoritas Warga Surabaya Belum Mantab Menentukan Pilihan, Inilah yang Bisa Merubah Pilihan Warga

 

Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) dalam mengungkap apakah dalam Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 masyarakat akan memilih partai pengusung Calon Presiden (Capres) / Calon Wakil Presiden (Cawapres) atau tidak.

 

Direktur Riset SSC, Edy Marzuky mengungkapkan setidaknya ada 53% masyarakat yang menjawab “Masih Mungkin Berubah” dalam menentukan pilihannya di Pemilu 2024 nanti. Sementara yang menjawab “Sudah Mantab” menunjukkan 47% persen. “Hal ini bisa berubah sewaktu-waktu, karena masyarakat juga memiliki beberapa faktor yang bisa merubah pilihan", jelasnya

 

Lebih lanjut, Edy menguraikan faktor yang bisa merubah pilihan diantaranya ada visi-misi dan program kerja sebanyak 48,5%, juga dengan pemberian uang / sembako dengan 17,5%. "Faktor lainnya seperti fatwa kyai atau tokoh agama 7,1%, Pemberitaan media di medsos sebanyak 6,6%, pengaruh keluarga 4,8%, pertemuan dengan kader partai 4,2%. Kemudian Tokor masyarakat seperti RT / RW memeroleh 2,7%, hasil

 

usrvei 1,8 persen, dan pengaruh teman 1,2%, serta Kepala atau Perangkat desa 0,6%. Sementara yang menjawab tidak tahu atau tidak memilih sebanyak 5,0%”, urai Edy.

 

Sementara pria yang juga Dosen di Universitas Yudharta Pasuruan ini mengatakan hasil ini masiih dalam tingkat kewajaran, mengingat pemilu masih tahun depan. “Tentu responden masih belum bisa benar-benar memastikan, namun setidaknya ini menjadi gambaran menarik bagi para partai pengusung Capres/Cawapres di Pemilu 2024 mendatang”, pungkasnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

 

Inilah Partai yang Jadi Partai Pilihan Milenial

 

Dari hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC), diketahui jika para pemilih kalangan atau kelompok milenial memilih untuk memberikan suara kepada PDIP.

 

Peneliti Senior SSC, Surokim Abdus Salam mengungkapkan, dari kalangan milenial, PDIP memuncaki pilihan dengan meraih 41,3%. “Baru kemudian diikuti oleh PKB dengan 10,5% dan Gerindra dengan 9,8%, Demokrat dengan 6,7%, serta Golkar dengan 5,5%. Partai-partai lainnya hanya berada di kisaran 5 persen ke bawah,” katanya.

 

Lebih lanjut Surokim menguraikan partai-partai yang dimaksud meliputi PKS dengan 4,6%, Nasdem dengan 3,9%, PAN 1,9%, PPP dan Perindo keduanya 1,2%. Sementara PSI 1,1%, PBB 0,3%, kemudian BURUH, Garuda, Ummat, dan Gelora semuanya kompak memeroleh 0,2%, serta Hanura dan PKN keduanya 0,1%”, urai Dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura ini.

 

Meskipun demikian, Ia menggaris bawahi jika ceruk dari responden pada demografi ini juga masih cukup besar. “Masih ada 11% yang memilih tidak menjawab atau tidak tahu. Tentunya, ceruk ini bisa menjadi modal kuat bagi siapapun yang bisa memanfaatkannya,” pungkasnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

 

 

Inilah Partai Pilihan Perempuan Surabaya

 

Dari hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC), diketahui jika PDIP jadi partai pilihan perempuan di masyarakat Surabaya.

 

Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengungkapkan, PDIP memuncaki pilihan dengan meraih 44,4%. “Baru kemudian diikuti oleh PKB dengan 9,1% dan Gerindra dengan 8,7%, Demokrat dengan 7,3%, serta Golkar dengan 4,8%, PKS dengan 4,5%. Partai-partai lainnya hanya berada di kisaran 3% ke bawah,” katanya.

 

Hal ini meneguhkan bahwa PDIP sebagai partai terbesar saat ini program-program kepartaiannya sudah menyasar dengan tepat dan dirasakan manfaatnya bagi kaum perempuan warga kota Surabaya.

 

Lebih lanjut Ikhsan menguraikan partai-partai yang dimaksud meliputi Nasdem 3,2%, PAN 1,5%, Perindo 1,4%, PPP 1,3%, serta PSI 1,1%. “Selebihnya Partai Hanura, PBB, Garuda, dan PKN memeroleh sama di 0,2%, dan partai Ummat serta Gelora keduanya 0,1%. Bahkan partai BURUH benar-benar tidak mendapat pilihan dari perempuan, yakni 0,0%”, urai Ikhsan.

 

Meskipun demikian, Ia menggarisbawahi jika ceruk dari responden pada demografi ini juga masih cukup besar. “Masih ada 11,7% yang memilih tidak menjawab atau tidak tahu. Tentunya, ceruk ini bisa menjadi modal kuat bagi siapapun yang bisa memanfaatkannya,” pungkasnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

 

PDIP, PKB, dan Gerindra Partai Paling Dipilih Nahdliyim Surabaya

 

PDIP menjadi partai politik yang paling dipilih oleh kalangan Nahdliyin. Hal itu terungkap melalui hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC) dengan responden masyarakat Jatim.

 

Terkait hal tersebut, Direktur Riset SSC, Edy Marzuki mengungkapkan jika PDIP berada di posisi pertama diikuti oleh PKB dan Gerindra di posisi kedua dan ketiga. “PDIP meraih 48,9%, sedangkan PKB 9,4%, dan Gerindra 8,3%, urainya.

 

Lebih lanjut Edy menambahkan Demokrat memiliki perolehan 6,3%, sedangkan Golkar dengan 4,8%, PKS dengan 3,7%, Nasdem 3,6%, kemudian PAN dan PPP keduanya 1,6%, Perindo 1,1%. "Sisanya kurang dari 1%, yakni PSI 0,6%, lalu Hanura, PBB, Garuda, Gelora, dan PKN semuanya kompak dengan 0,2%. Bahkan partai Ummat dan BURUH benar-benar tidak mendapat pilihan dari perempuan, yakni 0,0%”, urai Edy.

 

Meski demikian, Edy mengatakan jika ceruk di masyarakat Surabaya masih sangat terbuka lebar bagi seluruh partai. “Karena masih ada 9,1% menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. Dengan jumlah sebanyak ini, yang bisa merangkul mereka bisa menyalip di tikungan akhir” pungkasnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

 

 

 

Warga Surabaya Mengharap Uang dan Sembako dari Para Caleg

 

Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) dalam mengungkap faktor-faktor penting yang harus diperhatikan Calon Legislatif (Caleg) saat maju udalam kontestasi politik 2024 mendatang.

 

Peneliti Senior SSC, Surokim Abdus Salam mengungkapkan, bila ditanya, warga Surabaya mengingingkan diberi bantuan apa oleh Caleg. “Dari sebaran responden, mereka menjawab suka diberi Caleg berupa Uang dengan 44,7%, kemudian Sembako dengan 34,4%. Kemudian Peralatan Sekolah 4,9%, Perlengkapan Ibadah 3,1%, Peralatan Olahraga 1,8%, Seragam untuk Komunitas atau Jama'ah 1,7%, Sarung 1,6%, serta Jilbab 1,4%. Sementara yang memilih tidak menjawab atau tidak tahu sebanyak 6,4%", jelas Surokim

 

Surokim menambahkan, hasil ini bisa saja menjadi acuan untuk Pemilu di tahun 2024 mendatang. "Yang penting harus jeli melihat peluang yang ada", imbuhnya.

 

Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

 

 

Lebih baru Lebih lama
Advertisement