Surabaya — Masa depan komunikasi tak bisa dilepaskan dari evolusi dunia digital yang kian kompleks dan dinamis. Makanya, masa depan komunikasi termasuk literasi digital menjadi tantangan yang menarik untuk dipersiapkan ke depannya.
Benang merah itulah yang menjadi pemaparan mendalam Assoc. Prof. Dr. Ika Idris, Co-Director Data & Democracy Research Hub, dalam acara International Seminar CommXperience 2025 yang digelar oleh Program Studi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jawa Timur. Seminar internasional ini mengusung tema besar “The Future of Communication” dan mempertemukan akademisi, peneliti, serta praktisi dari berbagai negara untuk berdiskusi mengenai arah dan tantangan dunia komunikasi ke depan.
Pada kesempatan itu, Dr. Ika Idris dalam paparannya bertajuk “The Future of Digital Literacy”, menjelaskan evolusi konsep literasi digital dari masa ke masa. Dahulu, literasi digital cukup dimaknai sebagai kemampuan dasar seperti mengoperasikan perangkat lunak, menjelajah internet, atau mengirim email. Namun dalam dunia digital saat ini yang didominasi oleh algoritma, data besar (big data), dan kecerdasan buatan (AI), literasi digital mencakup kemampuan yang jauh lebih kompleks.
“Di antaranya adalah keterampilan dalam mencari, memverifikasi, serta membagikan informasi secara bertanggung jawab, pemahaman terhadap cara kerja algoritma, hingga kesadaran akan jejak digital dan hak-hak sebagai warga digital (digital citizenship). Literasi digital di era ini bukan hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga tentang bagaimana seseorang berpikir kritis terhadap informasi yang mereka konsumsi dan produksi setiap hari,” tegas Dr. Ika.
Ia menambahkan bahwa keberadaan big data divide dan digital polarization telah melahirkan bentuk-bentuk baru ketimpangan, di mana hanya pihak tertentu yang memiliki akses terhadap data dalam jumlah besar, sekaligus kuasa untuk mengontrol wacana publik melalui platform digital. Ia juga menguraikan berbagai tantangan kontemporer yang perlu dihadapi masyarakat digital masa kini, seperti disinformasi yang terkoordinasi, dominasi algoritmik dalam pengambilan keputusan sosial, hingga meningkatnya serangan siber dan pelanggaran privasi.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya membangun kemampuan berpikir kritis sebagai bekal utama untuk menjadi warga digital yang resilien, mandiri, dan sadar konteks. “Untuk benar-benar melek digital, kita perlu membekali diri dengan kemampuan untuk menganalisis, memproses, merancang, dan menghasilkan informasi secara etis. Ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga institusi pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta,” ujar dosen dari Monash University tersebut.
Menurut Dr. Ika, literasi digital pada akhirnya adalah pondasi dari digital citizenship—yakni kemampuan untuk berpartisipasi secara aktif, positif, dan bertanggung jawab di ruang digital, baik dalam aktivitas sosial, politik, maupun ekonomi.
Forum tersebut menjadi salah satu rangkaian acara CommXperience 2025. Rangkain acara lainnya akan berlanjut hingga hari Kamis, 22 Mei 2025. Pemateri untuk Selasa Besok, 20 Mei 2025 adalah Dr. Ekky Imanjaya dari Universitas Bina Nusantara yang akan mengupas tuntas tentang masa Depan Sinema Indonesia (The Future Of Indonesian Cinema), keesokan harinya (21/5/2025), akan ada Dr. Idil Abdi Othman dari University of Leicester, Inggris, yang akan membedah Masa Depan Jurnalisme yang semakin komplek tantangannya, dan terakhir ada I.G.A.K. Satrya Wibawa Wakil Delegasi Tetap Indonesia untuk UNESCO yang akan membedah tentang Masa Depan AI dan Praktik Komunikasi.
“Acara ini sebagai wadah berdiskusi antara praktisi, aktivis, dan para professional. Secara umum kita ingin meneropong masa depan komunikasi, mengingat teknologi yang semakin tak terhindarkan. Dalam acara ini juga ada diseminasi hasil penelitian, ada 240 summary yang kami terima dan kami bagi menjadi 17 sub tema dalam bidang komunikasi,” kata dia.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Politik (FISIBPOL) UPN “Veteran” Jawa Timur, Dr. Catur Suratnoaji, turut memberikan apresiasi terhadap terselenggaranya seminar internasional ini. “Atas nama FISIBPOL, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi menyukseskan acara ini,” ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa Program Studi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim telah menunjukkan konsistensinya dalam menjembatani antara teori dan praktik, salah satunya melalui pengembangan lima laboratorium unggulan yang terus mendukung eksplorasi keilmuan mahasiswa dan dosen. “Komitmen tersebut semakin kuat dengan hadirnya Program Magister Ilmu Komunikasi yang menawarkan beberapa konsentrasi strategis,” tambahnya.
Dr. Catur menutup sambutannya dengan ajakan terbuka. Bagi dia, konferensi hari ini bukan hanya ajang bertukar pengetahuan, tetapi juga momentum penting untuk membangun jejaring dan kolaborasi yang berkelanjutan. “Saya mengundang seluruh peserta dan mitra untuk terus terhubung dan bersama-sama memajukan masa depan komunikasi,” pungkasnya. (Ham)